Senin, 16 Mei 2016

Makalah Filasafat Ilmu Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah



Filasafat Ilmu Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah



DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. USMAN PELLY,  Ph.D
Dr. DAULAT SARAGI, M.Hum

DISUSUN OLEH
MARINUS PURBA


NIM. 8156132078

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016





BAB  I
PENGANTAR
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna dibandingkan dengan makhluk lain karena dilengkapi Pikiran (akal). Dengan berpikir manusia dapat memenuhi kehidupannya dengan mudah. Namun sayang, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian manusia hampir tidak pernah berpikir.
Manusia pada hakikatnya selalu ingin mencari pengetahuan. Berbagai cara dan upaya dilakukan demi pemenuhan kebutuhan tersebut. Salah satu yang dilakukan manusia adalah melalui filsafat. Filsafat dimulai dari pengetahuan dan kepastian. Pengetahuan beranjak dari dasar rasa ingin tau, sedangkan kepastian didasari oleh keragu-raguan mengenai suatu hal. Hal tersebutlah yang menjadikan manusia berfilsafat.
Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan kegiatan ilmiah. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah. Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah – langkah metode ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menguji hipotesis, menarik kesimpulan. Kesemua langkah – langkah berfikir dengan metode ilmiah tersebut harus didukung dengan sarana yang baik sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukan mendapatkan hasil yang baik.
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan yang memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari. 
Ditinjau dari pola berfikirnya, maka maka ilmu merupakan gabungan antara pola berfikir deduktif dan berfikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif.










BAB  II
PEMBAHASAN

A.     Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu memang berbeda dari pengetahuan secara filsafat.
Filsafat ilmu merupakan telaahan secar filsafat yang pada dasarnya memiliki 3 landasan yaitu:
1.      Ontologis Mengenai apa yang dikaji melalui filsafat untuk memperoleh pengetahuan
2.      Epistemologis Mengenai cara-cara untuk memperoleh pengetahuan
3.      Aksiologis Mengenai maksud dan tujuan mempelajari pengetahuan dan untuk apa dipergunakan
B.     Berfikir Alamiah Dan Ilmiah
Berpikir dapat Dilihat Secara Alamiah Dan Ilmiah.
1.      Berpikir Alamiah 
Pola Penalaran Berdasarkan Kebiasaan Sehari-Hari Dari Pengaruh Alam Sekelilingnya. Misalnya penalaran tentang panasnya api yang dapat membakar.
2.      Berpikir Ilmiah 
Pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Berpikir ilmiah adalah landasan atau kerangka berpikir penelitian ilmiah.Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir.
C.     Sarana Berpikir Ilmiah
1.      Hakikat Sarana Berpikir Ilmiah
Dengan jalan ini maka kita akan sampai pada hakekat sarana yang sebenarnya sebab sarana merupakan alat yang membantu dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah ini merupakan bidang studi tersendiri. Dalam hal ini kita harus memperhatikan 2 hal, yaitu
a.       Sarana ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
b.      Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika, dan statistika. Dilihat dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyandarkan diri pada proses logika deduktif dan induktif.
D.     Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah
Sarana ilmiah mempunyai fungsi yang khas, sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan kegiatanilmiahsecarakeseluruhan.Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya pada dasarnya ada tiga :
1.      Bahasa ilmiah : Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah. Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni, pertama, sebagai sarana komunikasi antar manusia, dan kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut.
2.      Matematika dan logika : Mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya.Matematika adalah pengetahuan sebagai sarana berpikir deduktif. Pengetahuan ini dapat diperoleh tidak melalui pengalaman, bebas dari pengalaman. Matematika dan logika sebagai sarana berpikir deduktif mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Logika lebih sederhana penalarannya, sedang matematika sudah jauh lebih terperinci.
3.      Statistika : Mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk mencari konsep-konsep yang berlaku umum. Statistika ialah pengetahuan sebagai sarana berpikir induktif. Statistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara mendapatkan data, menganalisis dan menyajikan data serta mendapatkan suatu kesimpulan yang sah secara ilmiah. Statistika merupakan sarana berpikir yang didasari oleh logika berpikir induktif.

E.     BERSIKAP ILMIAH
 Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam diskusi, seminar, loka karya, dan penulisan karya ilmiah
Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1)SikapInginTahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya. Contohnya : “Mengapa demikian? Bagaimana caranya? Apa saja unsur-unsurnya? Dan seterusnya”.
  Kita harus mempunyai sikap ilmiah di dalam diri kita, misalnya apabila melihat proses gejala alam, kita akan terangsang untuk ingin tahu lebih lanjut, apa, bagaimana, mengapa peristiwa atau gejala itu.
Dengan pertanyaan-pertanyaan itu kita tak hanya diam dan merenung, namun juga mencari informasi melalui berbagai sumber, dan berusaha memecahkan masalah yang kita temukan.
2)SikapKritis
Sikap kritis terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3)SikapTerbuka
Sikap terbuka dapat dilihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
4)SikapObjektif
Sikap objektif terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
5)SikapRelaMenghargaiKaryaOrangLain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6)SikapBeraniMempertahankanKebenaran
Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
7)SikapMenjangkaukeDepan
Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembanganbidangilmunya.
          Sikap-sikap ilmiah yang dijelaskan diatas, kiranya juga harus ada pada diri Anda ketika menyusun karya ilmiah. Kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan sikap ilmiah harus Anda buang jauh-jauh, misalnya sikap menonjolkan diri dan tidak menghargai pendapat orang lain, sikap ragu dan mudah putus asa, sikap skeptis dan tak acuh terhadap masalah yang dihadapi.




BAB  III
KESIMPULAN DAN SARAN


       I.            Kesimpulan
A.     Filsafat yang pada dasarnya memiliki 3 landasan yaitu:
1.      Ontologis (What)
2.      Epistemologis (Why)
3.      Aksiologis (What for)
B.     Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia. Berfikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Sarana berfikir alamiah menggunakan bahasa ilmiah, matematika dan logika, dan statistika untuk menyampaikannya. Dengan tujuan agar bisa di sampaikan apa yang ingin di sampaikan. Dengan pola deduktif atau induktif.

     II.            Saran
Sebagai mahkluk yang paling sempurna dari segala ciptaan Tuhan, karena dilengkapi dengan akal-pikiran, maka hendaknya kita pergunakan dengan baik sebagai sarana dalam pemenuhan kebutuhan kita sehari-hari. Dengan demikian kita (manusia) berbeda dengan mahkluk yang lainnya.













DAFTAR PUSTAKA

Thoyibi M, F,ilsafat Ilmu dan Perkembangannya, Surakarta:Muhammadiyah
University Press, 2003
Hindarto Nathan, Sarana berpikir ilmiah, (FILSAFAT ILMU. ISBN : 979 9579 33
3), SEMARANG:UPT MKU UNNES, 2003
Kebung Konrad, Filsafat Ilmu Pengetahuan ; ISBN : 978-602-8963-28-2, Jakarta, 2011



Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Budaya Politik

Diberdayakan oleh Blogger.

Label