DOSEN
PEMBIMBING
Prof.
Dr. USMAN PELLY, Ph.D
Dr.
DAULAT SARAGI, M.Hum
DISUSUN
OLEH
MARINUS
PURBA
NIM.
8156132078
PRODI
ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2016
BAB
I
PENGANTAR
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna
dibandingkan dengan makhluk lain karena dilengkapi Pikiran (akal). Dengan
berpikir manusia dapat memenuhi kehidupannya dengan mudah. Namun sayang,
kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana
mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian manusia hampir tidak pernah
berpikir.
Manusia pada hakikatnya selalu ingin mencari pengetahuan. Berbagai cara dan
upaya dilakukan demi pemenuhan kebutuhan tersebut. Salah satu yang dilakukan
manusia adalah melalui filsafat. Filsafat dimulai dari pengetahuan dan
kepastian. Pengetahuan beranjak dari dasar rasa ingin tau, sedangkan kepastian
didasari oleh keragu-raguan mengenai suatu hal. Hal tersebutlah yang menjadikan
manusia berfilsafat.
Kegiatan berfikir kita lakukan dalam
keseharian dan kegiatan ilmiah. Berpikir merupakan upaya manusia dalam
memecahkan masalah. Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah – langkah
metode ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian
literatur, menguji hipotesis, menarik kesimpulan. Kesemua langkah – langkah
berfikir dengan metode ilmiah tersebut harus didukung dengan sarana yang baik
sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukan mendapatkan
hasil yang baik.
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat
membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Tujuan
mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan
ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengehahuan yang memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah
sehari-hari.
Ditinjau dari pola berfikirnya, maka maka
ilmu merupakan gabungan antara pola berfikir deduktif dan berfikir induktif,
untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif
dan logika induktif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Filsafat
Ilmu
Filsafat
ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) yang secara
spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu memang berbeda dari
pengetahuan secara filsafat.
Filsafat ilmu merupakan telaahan secar filsafat yang pada dasarnya memiliki 3 landasan yaitu:
Filsafat ilmu merupakan telaahan secar filsafat yang pada dasarnya memiliki 3 landasan yaitu:
1.
Ontologis Mengenai
apa yang dikaji melalui filsafat untuk memperoleh pengetahuan
2.
Epistemologis
Mengenai cara-cara untuk memperoleh pengetahuan
3.
Aksiologis Mengenai
maksud dan tujuan mempelajari pengetahuan dan untuk apa dipergunakan
B.
Berfikir Alamiah Dan Ilmiah
Berpikir
dapat Dilihat Secara Alamiah Dan Ilmiah.
1.
Berpikir
Alamiah
Pola
Penalaran Berdasarkan Kebiasaan Sehari-Hari Dari Pengaruh Alam Sekelilingnya.
Misalnya penalaran tentang panasnya api yang dapat membakar.
2.
Berpikir
Ilmiah
Pola
penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Berpikir
ilmiah adalah landasan atau kerangka berpikir penelitian ilmiah.Untuk melakukan
kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir.
C.
Sarana
Berpikir Ilmiah
1.
Hakikat
Sarana Berpikir Ilmiah
Dengan jalan ini maka kita akan sampai pada
hakekat sarana yang sebenarnya sebab sarana merupakan alat yang membantu dalam
mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah
ini merupakan bidang studi tersendiri. Dalam hal ini kita harus memperhatikan 2
hal, yaitu
a.
Sarana
ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu
merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
b.
Tujuan
mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk
menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah
kita sehari-hari.
Untuk
dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana
yang berupa bahasa, logika, matematika, dan statistika. Dilihat dari pola
berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif.
Untuk itu maka penalaran ilmiah menyandarkan diri pada proses logika deduktif
dan induktif.
D.
Fungsi
Sarana Berpikir Ilmiah
Sarana
ilmiah mempunyai fungsi yang khas, sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan
dalam kaitan kegiatanilmiahsecarakeseluruhan.Sarana berpikir ilmiah merupakan
alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya
pada dasarnya ada tiga :
1.
Bahasa
ilmiah : Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan
pikiran seluruh proses berpikir ilmiah. Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua
fungsi utama yakni, pertama, sebagai sarana komunikasi antar manusia, dan
kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang
mempergunakan bahasa tersebut.
2.
Matematika
dan logika : Mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah
diikuti dan dilacak kembali kebenarannya.Matematika adalah pengetahuan sebagai
sarana berpikir deduktif. Pengetahuan ini dapat diperoleh tidak melalui
pengalaman, bebas dari pengalaman. Matematika dan logika sebagai sarana
berpikir deduktif mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Logika lebih sederhana
penalarannya, sedang matematika sudah jauh lebih terperinci.
3.
Statistika
: Mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk mencari konsep-konsep
yang berlaku umum. Statistika ialah pengetahuan sebagai sarana berpikir
induktif. Statistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara mendapatkan
data, menganalisis dan menyajikan data serta mendapatkan suatu kesimpulan yang
sah secara ilmiah. Statistika merupakan sarana berpikir yang didasari oleh
logika berpikir induktif.
E. BERSIKAP ILMIAH
Sikap ilmiah merupakan
sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi
persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai
forum ilmiah, misalnya dalam diskusi, seminar, loka karya, dan penulisan karya
ilmiah
Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1)SikapInginTahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya. Contohnya : “Mengapa demikian? Bagaimana caranya? Apa saja unsur-unsurnya? Dan seterusnya”. Kita harus mempunyai sikap ilmiah di dalam diri kita, misalnya apabila melihat proses gejala alam, kita akan terangsang untuk ingin tahu lebih lanjut, apa, bagaimana, mengapa peristiwa atau gejala itu.
Dengan pertanyaan-pertanyaan itu kita tak hanya diam dan merenung, namun juga mencari informasi melalui berbagai sumber, dan berusaha memecahkan masalah yang kita temukan.
2)SikapKritis
Sikap kritis terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
Sikap kritis terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3)SikapTerbuka
Sikap terbuka dapat dilihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
Sikap terbuka dapat dilihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
4)SikapObjektif
Sikap objektif terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
Sikap objektif terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
5)SikapRelaMenghargaiKaryaOrangLain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6)SikapBeraniMempertahankanKebenaran
Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
7)SikapMenjangkaukeDepan
Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembanganbidangilmunya.
Sikap-sikap ilmiah yang dijelaskan diatas, kiranya juga harus ada pada diri Anda ketika menyusun karya ilmiah. Kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan sikap ilmiah harus Anda buang jauh-jauh, misalnya sikap menonjolkan diri dan tidak menghargai pendapat orang lain, sikap ragu dan mudah putus asa, sikap skeptis dan tak acuh terhadap masalah yang dihadapi.
Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembanganbidangilmunya.
Sikap-sikap ilmiah yang dijelaskan diatas, kiranya juga harus ada pada diri Anda ketika menyusun karya ilmiah. Kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan sikap ilmiah harus Anda buang jauh-jauh, misalnya sikap menonjolkan diri dan tidak menghargai pendapat orang lain, sikap ragu dan mudah putus asa, sikap skeptis dan tak acuh terhadap masalah yang dihadapi.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
I.
Kesimpulan
A.
Filsafat
yang pada dasarnya memiliki 3 landasan yaitu:
1.
Ontologis (What)
2.
Epistemologis
(Why)
3.
Aksiologis (What
for)
B.
Berfikir
merupakan ciri utama bagi manusia. Berfikir disebut juga sebagai proses
bekerjanya akal. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir
alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang
berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Berfikir
ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan
cermat. Sarana berfikir alamiah menggunakan bahasa ilmiah, matematika dan
logika, dan statistika untuk menyampaikannya. Dengan tujuan agar bisa di
sampaikan apa yang ingin di sampaikan. Dengan pola deduktif atau induktif.
II.
Saran
Sebagai
mahkluk yang paling sempurna dari segala ciptaan Tuhan, karena dilengkapi
dengan akal-pikiran, maka hendaknya kita pergunakan dengan baik sebagai sarana
dalam pemenuhan kebutuhan kita sehari-hari. Dengan demikian kita (manusia)
berbeda dengan mahkluk yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Thoyibi M, F,ilsafat Ilmu dan Perkembangannya, Surakarta:Muhammadiyah
University Press, 2003
Hindarto Nathan, Sarana berpikir ilmiah, (FILSAFAT ILMU. ISBN
: 979 9579 33
3), SEMARANG:UPT MKU UNNES, 2003
Kebung Konrad,
Filsafat Ilmu Pengetahuan ; ISBN : 978-602-8963-28-2, Jakarta, 2011
0 komentar:
Posting Komentar